Thursday, August 6, 2009

W.S Rendra si Burung Merak Tutup Usia

ws rendraSelang 3 hari setelah kepergian Mbah Surip, Indonesia kehilangan satu lagi putra bangsa terbaiknya,Sastrawan dan Budayawan W.S Rendra , si Burung Merak , meninggal dunia pada kamis malam (06/08/09). W.S. memang berteman dekat dengan Mbah Surip, Bahkan sebelum kepergian, keduanya sempat mengunjungi tanah pekuburan untuk melihat-lihat tanah yang akan mereka jadikan kuburan mereka.

Willy Brodus Surendra Broto yang kemudian berganti nama menjadi Wahyu Sulaiman Rendra setelah dirinya muslim, menjalani perawatan jantung sejak setahun lalu. Berkali-kali ia masuk rumah sakit, sebelum akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya di kediaman salah satu putrinya, Clara Shinta, di Perumahan Pesona Kayangan, Depok, Bogor.

Berikut sajak yang pernah dibawakan oleh W.S Rendra dalam pementasannya :
Sajak Sebatang Lisong

menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka

matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan

aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan

delapan juta kanak - kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya

Meski ia telah nampak sepuh karena usia telah menginjak limapuluh, toh sihir suara dan ekspresinya sungguh-sungguh telah menjadi semangat bagi para sastrawan lainnya untuk makin dalam bergulat dengan dunia teater dan susastra.

Rendra bak kamus berjalan. Ia, kendati tak kelar kuliah, adalah pemikir ulung untuk urusan sejarah bangsa ini. Ia jabarkan dengan detil riwayat kekuasaan raja-raja Jawa. Ia pun paham benar mengenai kultur orang darat dan air. Saya masih ingat dengan statemen dia tentang kekuasaan di negeri ini, menurutnya dari dulu hingga kini negeri ini dikuasai oleh preman. "Anda kira siapa itu Gajah Mada? Ken Arok, Soeharto... preman!" kata Rendra dalam sebuah diskusi.

Pada era reformasi, W.S Rendra terkenal dengan sajak-sajak yang membangkitkan semangat reformasi kala itu, namun sekarang reformasi yang bergulir belum sepenuhnya berjalan. Puaskah Alm. W. S Rendra melihat situasi sekarang, yang dulu ia lantang ucapkan dalam setiap pementasan-nya?.

0 comments:

Post a Comment